Selasa, 17 Agustus 2010

Mekanisme Stop-And-Wait Flow-Control

Oleh agustkj1stm.blogspot.com

Bentuk paling sederhana dari flow-control adalah stop-and-wait flow-control yang bekerja sebagai berikut; entitas sumber mengirimkan frame, setelah diterima entitas tujuan memberi tanda untuk menerima frafe berikutnya dengan mengirimkan balasan sesuai frame yang telah diterima. entitas sumber harus menunggu sampai ia menerima balasan dari entitas tujuan sebelum mengirimkan frame berikutnya. Selanjutnya entitas sumber dapat menghentikan aliran data dengan menahan jawaban. Prosedur ini dapat bekerja dengan baik tentunya bila data dikirimkan dalam jumlah frame yang besar, dalam hal ini entitas sumber akan membagi blok data yang banyak menjadi blok data yang lebih kecil yang kemudian dikirimkan dalam beberapa frame.

Stop-and-wait digunakan untuk transmisi dengan keperluan tertentu, yang memiliki beberapa ciri-ciri :

  • Ukuran buffer pada receiver terbatas.
  • Transmisi dapat lebih banyak, sebab bila dikirimkan secara langsung sebanyak frame dari data yang ada, maka akan mudah menimbulkan error, sehingga dengan frame yang lebih kecil maka error dapat dideteksi lebih awal dari sejumlah frame data yang dikirimkan.
  • Pada pemakaian bersama sebuah media transmisi (misalkan LAN), umumnya tidak diijinkan untuk menempati media transmisi dalam waktu yang lama yang menyebabkan delay pada stasiun lain yang akan melakukan transmisi.

Pada gambar yang menyertai postingan ini berisi urutan gambar dari sebuah proses transmisi (dengan waktu transmisi = 1, dan waktu propagasi = a). Pada urutan 1 sampai dengan 4 ditunjukkan proses transmisi frame yang berisi data, dan pada gambar yang terakhir (urutan nomer 5) menunjukkan kembalinya frame jawaban yang kecil. Dengan catatan bahwa pada a>1 menunjukkan media transmisi sedang sibuk (dipergunakan statiun lain), sedangkan a<1>

Langkah-langkah Cara Instalasi Linux Ubuntu Beserta Gambarnya

Berikut panduan langkah demi langkah instalasi Ubuntu 10.04 LTS Lucid Lynx

Ubuntu 10.04 yang juga dikenal dengan sebutan Lucid lynx telah dirilis pada tanggal 29 April 2010 yang merupakan rilis keduabelas dari OS Ubuntu. Rilis ini merupakan rilis LTS (Long Term Service) yang artinya rilis ini mendapat dukungan panjang dari Ubuntu. Tutorial ini dibuat untuk memberikan panduan kepada siapaun yang ingin menginstall Ubuntu 10,04 pada komputer pribadinya.

Cara install Ubuntu 10.04 ini ditujukan untuk orang-orang yang belum pernah menginstall Ubuntu pada komputernya namun menginginkan os ini beroperasi pada komputernya. Tutorial ini akan memudahkan pekerjaan Anda dalam melakukan instalasi Ubuntu 10.04, namun jika Anda mengalami permasalahan dalam proses instalasi, jangan ragu untuk menulis di teriakan, kami dari Linux Majapahit akan dengan senang hati membantu Anda.

Persyaratan:

Anda butuh Ubuntu 10.04 LTS Desktop ISO image yang sesuai dengan arsitektur Komputer Anda (i386 atau amd64), dan bisa didownload dari sini. Bila Download Anda sudah selesai, bakar ISO image tersebut dengan aplikasi CD/DVD burning favorit Anda (Nero, CDBurnerXP, Roxio) pada CD blank dengan speed 8x.

Setelah kita memiliki cdnya kita boot komputer kita dengan cd ubuntu 10.04. Anda akan melihat wallpaper untuk beberapa saat sampai jendela install muncul . Pilih bahasa yang anda inginkan untuk proses instalasi dan bahasa default yang akan anda pakai selanjutnya. Dalam tutorial ini saya pakai bahasa indonesia

Klik pada tombol install ubuntu 10.04 LTS.

Klik Tombol Forward

Dimana Anda?

Layar ketiga akan menampilkan peta bumi. Waktu dari sistem komputer Anda akan menggunakan pilihan lokasi yang Anda tentukan. Anda juga dapat memilih lokasi menggunakan drop down list yang terletak pada bagian bawah layar. Klik tombol “Forward” setelah Anda memilih lokasi yang diinginkan…

Test keyboard Anda

Pada layar ketiga, Anda bisa memilih layout keyboard yang Anda inginkan. Namun layout default biasanya adalah yang sering digunakan. Klik tombol “Forward” jika konfigurasi keyboard telah selesai Anda tentukan.


Partisi Hard Disk

Anda memiliki Tiga pilihan:

  1. Jika Anda ingin menghapus operating system yang ada, atau hard drive sudah kosong dan Anda ingin installer secara otomatis melakukan partisi hard drive, pilihlah opsi Pertama, “Hapus dan gunakan seluruh cakram”.

  2. Opsi Kedua adalah “Gunakan ruang kosong terbesar yang menyatu” dan akan menginstall Ubuntu 10.04 pada space yang belum dipartisi pada hard drive yang dipilih.

  3. Opsi keempat adalah “Specify partitions manually” dan pilihan ini sangat direkomendasikan untuk pengguna level advanced, pilihan ini untuk membuat partisi khusus atau melakukan format hard drive dengan sistem file lain. Ini juga dapat digunakan untuk membuat partisi /home yang sangat berguna untuk melakukan instalasi ulang keseluruhan sistem.

  1. Opsi keempat adalah “Specify partitions manually” dan pilihan ini sangat direkomendasikan untuk pengguna level advanced, pilihan ini untuk membuat partisi khusus atau melakukan format hard drive dengan sistem file lain. Ini juga dapat digunakan untuk membuat partisi /home yang sangat berguna untuk melakukan instalasi ulang keseluruhan sistem.

Nb: Untuk opsi ini akan di bahas pada artikel selanjutnya.

Siapakah Anda ?

Pada layar ini, Anda harus memasukkan data yang benar sesuai pertanyaannya. Isilah kolom yang tersedia dengan nama asli Anda, nama yang Anda inginkan untuk login pada OS Ubuntu (yang disebut juga dengan “username” yang dibutuhkan untuk login pada system), password dan nama komputer (secara otomatis sudah tertulis, namun bisa Anda ganti).

Pada tahapan ini, ada opsi yang disebut “Masuk secara otomatis”. Jika kotak pilihan ini Anda centang, maka Anda akan login secara otomatis pada Ubuntu Desktop. Klik tombol “Forward” untuk melanjutkan...

Apakah Anda sudah benar-benar siap menggunakan Ubuntu?

Ini adalah langkah akhir instalasi. Pada tahapan ini, Anda dapat memilih untuk menginstall boot loader pada partisi lain atau hard drive, namun ini sangat direkomendasikan bagi yang sudah advanced saja.

Klik tombol pasang

Ubuntu anda segera di pasang

Setelah kira-kira 10 sampai 18 menit (tergantung pada spesifikasi komputer Anda), pop-up window akan muncul, mengingatkan Anda bahwa instalasi sudah selesai, Anda perlu melakukan restart komputer untuk melihat operating system Ubuntu berjalan. Klik tombol “Restart Now”… Atau “Restart Sekarang”

CD akan dikeluarkan dari CD ROM, lalu tekan tombol “Enter” untuk reboot. Komputer akan direset, dalam beberapa saat Anda akan melihat Ubuntu boot splash dan Xsplash… terus melihat jendela login. klik pada username Anda dan masukkan passwordnya. Klik Log in atau tombol enter…

Setelah berhasil login Anda siap menikmati Ubuntu 10.04 LTS Anda.

Penulis dedikasikan untuk para Ubuntuer seluruh indonesia.

Sumber : http://www.majapahit.linux.or.id/v1/index.php/tutorial/distro-ubuntu/cara-install-ubuntu-1004-lts-lucid-lynx.html

LANGKAH-LANGKAH INSTALASI OPERATING SISTEM WINDOWS XP


Komputer yang telah kita rakit belumlah bisa digunakan untuk aktifitas bekerja layaknya komputer yang kita temui di kantor-kantor atau rumah, Untuk itulah dibutuhkan Operating System atau Sistem Operasi yang menghubungkan manusia dengan peripheral komputer tersebut, komputer tanpa operating sistem tidak bisa digunakan, ibarat anda punya hape tetapi tidak ada sistem operasi, perlu digarisbawahi atau dicetaktebalkan, sistem operasi bukanlah merupakan suatu software, jadi sistem operasi =/= software. Lalu apa bedanya ? sebuah software membutuhkan sistem operasi, sistem operasi ini yang menjembatani antara software dengan hardware. Nah sistem operasi di sini yang familiar adalah Microsoft Windows. Windows bukanlah salah satu sistem operasi, ada banyak sistem operasi lain seperti Linux, Sun Microsystem. Mac OS, Symbhian. Sistem operasi diibaratkan sebagai body sebuah mobil, sedang mesinnya adalah hardware-hardware, nah kalo kita ikut menumpang kitalah softwarenya.

1. Siapkan CD Master Microsoft Windows XP.

cdwindowscdboxcdwindowshome

Dalam pembelian CD Windows XP ada dua pilihan, versi tray dan versi box, untuk versi tray hanya berbentuk cd dan buku manual saja, sedangkan untuk versi box ada boxnya.

Masuklah ke menu BIOS untuk mencari fasilitas boot pertama kali lewat CD/DV ROM. Tergantung BIOS yang ada, bisa menekan tombol DEL /ESC/F1 berulang-ulang saat pertama kali komputer di hidupkan.

biospos

Sebagai contoh ini adalah Award BIOS, pada gambar yang dilingkari ubahlah menjadi CD/DVD, jika sudah simpan perubahan tersebut dengan menekan F10, setelah itu simpan setting tersebut dan keluar.
Proses booting akan mendeteksi CD/DVD dahulu, jika benar maka akan muncul proses instalasi Microsoft Windows ( selanjutnya disebut saja dengan Windows ). Tekan sembarang tombol untuk memasuki proses instalasi Windows.

xp-setup-0-press-any-key-to

1. CD Windows XP akan dibaca, dan akan keluar keterangan yang membingungkan di bawahnya, itu adalah indikasi bawah Windows sedang meload file-file tertentu untuk proses instalasi.

startsetup

2. Jika Windows sudah selesai membaca file-file tersebut maka akan muncul tampilan “Welcome Setup“ berikut

welcome

Ada 3 pilihan.
a. To set up Windows XP now, press ENTER
Maksudnya kita kita memulai melakukan instalasi Windows, maka cukup menekan tombol ENTER
b. To repair a Windows X installation using Recovery Console, press R
Maksudnya bahwa untuk recovery Windows jika terjadi masalah sistem tetapi ini jika kita sudah menginstall Windows terlebih dahulu
c. To quit Setup without installaion Windows XP, press F3
Tujuannya adalah membatalkan proses instalasi Windows.

3. Jika kita menekan ENTER maka kita akan menuju langkah selanjutnya yaitu persyaratan untuk tunduk pada Licensing Agreement, dan anda harus menjawabnya dengan menekan F8, jika tidak dijawab atau di tolak maka anda tidak akan dapat meneruskan proses instalasi, jika anda setuju terhadap persyaratan tersebut ( siapa pernah baca peraturan ? ) maka akan masuk tahap berikutnya.

aggraement

4. Jika anda setuju sekarang saatnya masuk ke proses pemilihan partisi hardisk, seandainya hardisk tersebut masuk baru maka akan ada tampilan seperti ini

partition

Maksudnya proses instalasi membaca adanya satu hardisk yang besarnya 19093 M atau 20 GB, jika anda dah yakin sesuai keberadaan hardisk tersebut tekan enter saja, untuk melakukan proses formating hardisk, format hardisk adalah membentuk blok dan cluster di dalam kepingan hardisk.

5. Proses formating hardisk

format

Anda bisa memilih tipe partisi, bisa FAT atau NTFS. Jika pilihan sudah benar pilih salah satu dan tekan enter, maka instalasi akan meneruskan ke tahap selanjutnya.

formatprosesing

Ini contoh proses formating sedang berlangsung.

6. Proses selanjutnya akan secara otomatis meload file-file windows untuk dicopy ke dalam hardisk.

copyingfiles

Jika selesai tercopy saatnya booting ulang, alias restart dengan sendirinya.

Proses instalasi selanjutnya akan dimulai dengan munculnya logo Windows

logo

newlook

7. Setelah melewati tahap ini kita diminta untuk memasukan parameter yang diminta dalam proses instalasi. Regional and Language Options, adalah memasukan lokasi dan bahasa yang digunakan, untuk bahasa Indonesia saat ini belum ada, kecuali dalam Windows XP Starter Edition.

regionalsetting

8. Tahap selanjutnya adalah memasukan nama dan perusahaan anda.

user

9. Memasukan 25 key yang ada di box atau cd

cdkey

10. Proses selanjutnya memasukan password sistem, password di sini bukan password saat kita masuk ke Windows, tetapi password yang akan digunakan jika kita hendak mereparasi windows atau masuk safe mode

passwordsistem

11. Memasukan setting jam dan tanggal serta Time Zone

settingjam

12. Setting network bisa anda abaikan dengan tekan typical saja

xp-setup-12-network-setting

Sampai tahap ini kita akan menunggu sampai Windows selesai melakukan instalasi, jika proses selesai Windows akan melakukan restart atau booting ulang. Setelah booting ulang maka Windows akan melakukan setting lagi bagi pengguna atau final setup, setting terakhir dan Windows akan mulai bisa digunakan secara default.

welcomeafterinstallation

Ucapan Welcome to Microsoft Windows jika berhasil akan muncul seperti gambar di atas, kita memasukan nama pengguna dengan menekan tombol di sebelah kanan bawah.

Langkah selanjutnya bisa anda teruskan sendiri.

xp-setup-17-help-protect-yo

xp-setup-18-will-this-compu

xp-setup-18b-how-will-this

xp-setup-19-ready-to-activa

xp-setup-20-ready-to-regist

xp-setup-21-collecting-regi

xp-setup-22-who-will-use-th

xp-setup-23-thank-you

Selesai dengan tampilnya desktop Windows XP

winxppro

Enjoy ! agustkj1stm.blogspot.com

Go-Back-N ARQ

Oleh agustkj1stm.blogspot.com

Bentuk pengkontrolan kesalahan didasarkan atas teknik kontrol arus sliding window yang biasa disebut juga dengan Go-back-N ARQ. Dalam metode ini, stasiun bisa mengirim deretan frame yang diurutkan berdasarkan suatu modulo bilangan. Jumlah frame balasan yang ada ditentukan oleh ukuran jendela, menggunakan teknik kontrol arus jendela penggeseran. Bila tidak terjadi suatu. kesalahan, stasiun tujuan akan membalas (RR = Receive Ready, atau piggybacked Acknowledgement) frame yang datang seperti biasa. Bila stasiun tujuan mendeteksi suatu kesalahan pada sebuah frame, stasiunt tujuan mengirim balasan negatif (REJ = reject) untuk frame tersebut. Stasiun tujuan kemudian membuang frame itu dan semua frame-frame yang nantinya akan datang sampai frame yang mengalami kesalahan diterima dengan benar. Jadi, stasiun sumber, bila menerima REJ, harus melakukan retransniisi terhadap frame yang mengalami kesalahan tersebut plus semua frame pengganti yang ditransmisikan sementara.

Pertimbangkan bahwa stasiun A mengirim frame ke stasiun B. Setelah setiap transmisi dilakukan, A menyusun pencatat waktu balasan untuk frame yang baru saja ditransmisi. Anggap saja bahwa B sebelumnya berhasil menerima frame (i – 1) dan A baru saja mentransmisikan frame i. Teknik go-back-N mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan berikut ini:

  1. Rusaknya frame: Bila frame yang diterima invalid (misalnya, B mendeteksi adanya kesalahan), B membuang frame dan tidak melakukan tindakan apa-apa. Dalam hal ini ada dua subkasus,yakni:
    1. Didalam periode waktu yang memungkinkan, A berturut-turut mengirim frame (i+1). B menerima frame (i+1) yang tidak beres dan mengirim REJ i. A harus melakukan retransmisi terhadap frame i dan semua frame urutannya.
    2. A tidak segera mengirim frame-frame tambahan. B tidak menerima apa-apa serta tidak mengembalikan RR maupun REJ. Bila pewaktu A habis, A mentransmisikan frame RR yang memuat bit yang disebut dengan bit P, yang disusun berdasarkan 1. B menerjemahkan frame RR dengan bit P dari 1 sebagai perintah yang harus dijawab dengan jalan mengirimkan RR, menunjukkan frame berikutnya yang diharapkan, yang berupa frame i. Bila A menerima. RR, ia kembali mentransmisikan frame i.
  2. Rusaknya RR. Terdapat dua subkasus:
    1. B menerima frame i dan mengirim RR (i+1), yang hilang saat singgah. Karena balasannya kumulatif (misalnya, RR 6 berarti semua frame sampai 5 dibalas), kemungkinan A akan menerima RR urutannya sampai frame berikutnya dan akan tiba sebelum pewaktu yang dihubungkan dengan frame i berakhir.
    2. Bila pencatat waktu A habis, A mentransmisikan perintah RR sebagaimana dalam kasus l.2 diatas. A menyusun pewaktu yang lain, yang disebut pewaktu P-bit. Bila B gagal merespons perintah RR, atau bila responsnya rusak, maka pewaktu P-bit A akan berakhir. Dalam hal ini. A akan kembali berusaha dengan cara membuat perintah R yang baru dan kembali mengulang pewaktu P-bit. Prosedur ini diusahakan untuk sejumlah iterasi. Bila A gagal memperoleh balasan setelah beberapa upaya maksimum dilakukan. A kembali mengulangi prosedur yang sama.
  3. Rusaknya REJ. Bila REJ hilang, sama dengan kasus l.2.

(a) Go-Back-N ARQ (b) Selective reject ARQ

GAMBAR: Protokol sliding window ARQ

GAMBAR: Protokol sliding window ARQ

Gambar di posting ini adalah contoh aliran frame untuk go-back N ARQ. Karena adanya penundaan perambatan pada jalur, dari saat itu di mana balasan (baik positif maupun negatif) tiba kembali di stasiun pengiriman, sedikitnya telah dikirim satu frame tambahan di luar frame yang sedang dibalas. Dalam contoh ini, frame 4 mengalami kerusakan. Frame 5 dan 6 diterima tidak sesuai yang diperintahkan dan dibuang oleh B. Saat frame 5 tiba, B segera mengirim REJ 4. Saat REJ untuk frame 4 diterima, tidak hanya frame 4 saja namun juga frame 5 dan 6 yang harus ditransmisikan kembali. Perlu dicatat bahwa transmitter harus menjaga tiruan semua frame yang tidak dibalas.

Pada bagian flow control, telah dibahas bahwa untuk bidang bernomor urut k-bit, yang menyediakan jarak bernomor urut 2k, ukuran window maksimum dibatasi sampai 2k-l. Ini harus dilakukan dengan cara dilakukannya interaksi antara pengontrolan kesalahan dan balasan. Amati, bila data sedang dipindahkan ke dua arah, stasiun B harus mengirimkan piggybacked ACK ke frame yang dari stasiun A di dalam frame data yang sedang ditransmisikan oleh B. Bahkan bila balasannya sudah dikirim. Sebagaimana yang telah kita sebutkan tadi, hal ini karena B harus menempatkan beberapa nomor pada bidang di dalam balasan data framenya. Seperti yang nampak pada contoh, diasumsikan nomor urut 3-bit (jarak urutan nomor = 8). Anggap saja sebuah stasiun mengirim frame 0 dan menerima kembali RR 1 dan kemudian mengirim frame 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 0 dan menerima RR 1 yang lain. Ini berarti bahwa kedelapan frame sudah diterima dengan benar dan RR 1 merupakan balasan kumulatif. Juga bisa berarti bahwa kedelapan frame rusak atau hilang saat transit, dan stasiun penerima mengulangi RR 1 sebelumnya. Problem seperti ini bisa dihindari bila ukuran jendela maksimum dibatasi sampai 7 (23 – 1).

Stop-and-Wait ARQ

Oleh agustkj1stm.blogspot.com

GAMBAR: Stop-and-Wait ARQ

GAMBAR: Stop-and-Wait ARQ

Stop-and-Wait ARQ didasarkan atas teknik flow control stop-and-wait yang telah diuraikan pada posting sebelumnya. Stasiun source mentransmisikan sebuah frame tunggal dan kemudian harus menunggu balasan berupa acknowledgement (ACK). Tidak ada frame yang dikirim sampai jawaban dari stasiun tujuan tiba di stasiun sumber.

Ada dua jenis kesalahan yang dapat terjadi. Pertama, frame yang tiba di tujuan bisa mengalami kerusakan. Receiver mendeteksi kerusakan tersebut dengan menggunakan teknik pendeteksian kesalahan yang berkaitan dengan pembuangan frame lebih awal. Untuk menghitung kemungkinan ini, stasiun sumber dilengkapi dengan sebuah pencatat waktu. Setelah frame ditransmisikan/stasiun sumber menunggu balasan. Bila tidak ada balasan yang diterima sampai waktu yang ditentukan pencatat habis, maka akan dikirimkan frame yang sama. perhatikan bahwa metode ini mengharuskan transmitter mempertahankan tiruan frame yang ditransmisikan sampai balasan diterima oleh frame tersebut.

Jenis kesalahan yang kedua adalah kerusakan pada balasan. Amati situasi berikut. Stasiun A mengirim, sebuah frame. Frame ini diterima dengan baik oleh stasiun B, yang meresponnya dengan memberi balasan (ACK). ACK mengalami kerusakan saat singgah dan tidak diakui oleh A, yang karenanya keluar dari jalur waktu dan kembali mengirim frame yang sama. Duplikat frame ini tiba dan diterima oleh B. Dengan begitu B menerima dua duplikat frame yang sama seolah-olah keduanya terpisah. Untuk mengatasi problem ini, frame bergantian diberi label 0 atau 1, dan balasan positifnya dalam bentuk ACK 0 dan ACK 1. Sesuai dengan aturan jendela penggeseran, ACK 0 membalas penerimaan frame bernomor 1 dan menunjukkan bahwa receiver siap untuk frame bemomor 0.

Gambar dalam posting ini memberi contoh penggunaan stop-and-wait ARQ, menunjukkan transmisi deretan frame dari sumber A menuju tujuan B. Gambar tersebut juga menunjukkan kedua jenis kesalahan yang baru saja digambarkan. Frame ketiga yang ditransmisikan oleh A hilang atau rusak dan karenanya tidak ada ACK yang dikembalikan oleh B. A mengalami time out dan kembali mentransn-dsikan frame yang sama. Saat B menerima dua frame dalam sebuah barisan dengan label yang sama, B membuang frame kedua namun mengirimkan ACK0 kembah ke masing-masing stasiun.

Kelebihan stop-and-wait ARQ adalah kesederhanaannya. Sedang kekurangannya, dibahas di bagian flow control, karena stop-and-wait ARQ ini merupakan mekanisme yang tidak efisien. Oleh karena itu teknik kontrol arus sliding window dapat diadaptasikan agar diperoleh pengunaan jalur yang lebih efisien lagi; dalam konteks ini, kadang-kadang disebut juga dengan ARQ yang kontinyu.

Mekanisme Error Control

Oleh agustkj1stm.blogspot.com

GAMBAR: Model Transmisi Frame

GAMBAR: Model Transmisi Frame

Pengontrolan kesalahan berkaitan dengan mekanisme untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada pentransmisian frame. Model yang akan digunakan, yang juga mencakup kasus khusus, diilistrasikan pada gambar di samping ini sebagaimana sebelumnya, data dikirim sebagai deretan frame, frame tiba sesuai perintah yang sama saast dikirim, dan masing-masing frame yang ditransmisikan mengalami perubahan dan sejumlah variabel penundaan sebelum mencapai penerima. Selain itu, diakui kemungkinan adanya dua jenis kesalahan, yaitu:

  • Hilangnya frame: frame gagal mencapai sisi lain. Sebagai contoh, derau yang kuat bisa merusak frame sampai pada tingkat dimana receiver menyadari bahwa frame sudah ditransmisikan.
  • Kerusakan frame: frame diakui telah tiba, namun beberapa bit mengalami kesalahan (sesudah berubah selama transmisi).

Teknik yang paling umum untuk mengontrol kesalahan didasarkan atas beberapa atau seluruh unsur berikut:

  • Pendeteksian kesalahan: sama dengan yang dibahas pada bagian sebelumnya yaitu Error Detection.
  • Balasan positif: tujuan mengembalikan balasan positif untuk frame yang bebas dari kesalahan dan diterima dengan baik.
  • Retransmisi setelah waktu habis: sumber melakukan retransmisi frame yang belum dibalas setelah beberapa saat tertentu.
  • Balasan negatif dan retransmisi: tujuan mengembalikan balasan negatif kepada frame yang dideteksi mengalami kesalahan, sumber melakukan retransmisi terhadap frame yang demikian.

Secara bersama-sama, semua mekanisme ini disebut sebagai automatic repeat request (ARQ); efek ARQ ini adalah mengubah jalur data yang tidak andal menjadi andal. Tiga versi ARQ yang sudah distandarisasi adalah:

Semua bentuk ini didasarkan atas penggunaan teknik kontrol arus yang dibahas di bagian Flow-ControlStop-and-Wait Flow Control, Slidi

Koreksi Kesalahan Transmisi (Error Correction)

Oleh agustkj1stm.blgspot.com

Bila dijumpai kesalahan pada data yang telah diterima, maka perlu diadakan tindakan perbaikanatau diusahakan agar kesalahan ini jangan sampai memberikan dampak yang besar. Metode koreksi ini diantaranya adalah :

  • Subtitusi simbol
    Bila ada data yang rusak maka komputer penerima mengganti bagian itu dengan karakter lain, sepertu karakter SUB yang berupa tanda tanya terbalik. Jika pemakai menjumpai karakter ini (pada program word-prossessor), maka berarti data yang diterima telah mengalami kerusakan, selanjutnya perbaikan dilakukan sendiri.
  • Mengirim data koreksi
    Data yang dikirim harus ditambah dengan kode tertentu dan data duplikat. Bila penerima menjumpai kesalahan pada data yang diterima, maka perbaikan dilakukan dengan mengganti bagian yang rusak dengan data duplikat, tetapi cara ini jarang dilakukan.
  • Kirim ulang
    Cara ini merupakan cara yang paling simpel, yaitu bila komputer penerima menemukan kesalahan pada data yang diterima, maka selanjutnya meminta komputer pengirim untuk mengirim mengulangi pengiriman data

Mekanisme Cyclic Redundancy Check

Oleh agustkj1stm.blogspot.com

Kode pendeteksian kesalahan yang paling umum serta paling hebat adalah Cyclic Redundancy Check (CRC) yang dapat digambarkan sebagai berikut, dengan adanya blok bit k?bit, atau pesan, transmitter mengirimkan suatu deretan n?bit, disebut sebagai Frame Check Sequence (FCS), sehingga frame yang dihasilkan, terdiri dari k+n bit, dapat dibagi dengan jelas oleh beberapa nomor yang sebelumnya sudah ditetapkan. Kemudian receiver membagi frame yang datang dengan nomor tersebut dan, bila tidak ada sisa, maka diasumsikan tidak terdapat kesalahan.

Untu.k menjelaskan hal ini, kita sajikan prosedur dalam dua cara, yakni: modulo 2 aritmatik dan polynomials.

Modulo 2 Aritmatik

Modulo 2 aritmatik menggunakan penambahan biner tanpa pembawa, yang hanya merupakan operasi OR?eksklusif saja. Pengurangan biner tanpa pembawa juga diterjemahkan sebagai operasi OR?eksklusif. Sebagai contoh,

Sekarang menetapkan

T = (k + n)?bit frame untuk ditransmisikan, dengan n

M = k?bit pesan, bit k pertama dari T

F = n?bit FCS, bit n terakhir dari T

P = pola n + 1 bit, ini merupakan pembagi yang sudah ditetapkan sebelumnya

Kita inginkan T/P tidak memiliki sisa. Sehingga harus dinyatakan dengan

T=2nM+F

Yaitu, dengan cara mengalikan M dengan 2n. sebenarnya kita telah memindahkannya ke kiri lewat bit n dan menambahi hasilnya dengan nol. Dengan menambahkan F menghasilkan deretan M dan F, yang merupakan T. Kita ingin T bisa dibagi oleh P. Anggap saja kita membagi 2nM dengan P, berikut persamaannya:

Ada hasil bagi dan sisa. Karena pembaginya. berupa Modulo 2, sisanya selalu sedikitnya satu bit lebih pendek daripada pembagi. Kita akan menggunakan sisa ini sebagai FCS. Kemudian

T=2nM+R

Apakah R memenuhi syarat bahwa T/P tidak memiliki sisa? Untuk melihatnya, amati yang berikut ini:

Disubsitusi dalam persamaan di atas, kita peroleh

Bagaimanapun juga, apapun angka biner yang ditambahkan dengan modulo 2?nya sendiri akan menghasilkan nol. Sehingga

Tidak ada sisa, dan karenanya T bisa dibagi dengan P. Jadi, FCS dengan mudah dibangkitkan: Secara sederhana membagi 2nM dengan P dan mengunakan sisanya sebgai FCS. Pada penerima, receiver akan membagi T dengan P dan tidak memperoleh sisa bila tidak terdapat kesalahan.

Sekarang kita perhatikan contoh sederhana berikut ini.

  1. Diketahui:
    Pesan M = 1010001101 (10 bit)
    Pola P 110101 (6 bit)
    FCS R akan dikalkulasikan (5 bit)
  2. Pesan dikalikan dengan 25, menghasilkan 101000110100000.
  3. HasiInya. dibagi dengan P:
  4. Sisanya ditambahkan dengan 2nM untuk memberi T=101000110101110, yang ditransmisikan.
  5. Bila tidak terdapat kesalahan, receiver menerima T utuh. Frame yang diterima dibagi dengan P:

Karena tidak ada sisa, diasumsikan bahwa tidak terdapat kesalahan.

Pola P dipilih sebagai satu bit lebih panjang dibanding FCS yang diinginkan, dan pola bit yang dipilih tergantung pada jenis kesalahan yang diharapkan. Pada nilai minimum, orde bit yang tinggi maupun yang rendah dari P harus berupa 1.

Tidak ada metode yang ringkas untuk menentukan adanya satu kesalahan atau lebih. Suatu kesalahan terjadi dalam pembalikan bit. Ini ekuivalen dengan pengambilan eksklusif OR (XOR) bit dan 1 (modulo 2 dari 1 dijumlahkan ke bit): 0 + 1 = 1; 1 + 1 = 0. Jadi, kesalahan pada frame (n+k)?bit dapat ditunjukkan lewat bidang (n+k) dengan ls pada setiap posisi kesalahan. Frame Tr yang diperoleh dinyatakan sebagai

dimana

T = frame yang ditransmisikan

E = pola kesalahan dengan 1s pada posisi dimana kesalahan terjadi

Tr = frame yang diterima

Receiver akan gagal mendeteksi kesalahan bila dan hanya bila T, dapat dibagi dengan P tanpa sisa, yang ekuivalen dengan E yang dibagi dengan P. Secara. intuitif, hal ini tidak mungkin terjadi.

Polynomials

Cara kedua mengamati proses CRC adalah dengan menyatakan seluruh nilai sebagai polynomial dalam suatu model variabel X, dengan koefisien?koefisien biner. Koefisien berhubungan dengan bit?bit dalam angka biner. Jadi, unt?uk M = 110011, kita peroleh M(X) = X5 + X4 + X + 1, dan untuk P = 11001, kita peroleh p (X) = X4 + X3 + 1. Operasi aritmetik lagilagi berupa modulo 2. Sekarang, proses CRC digambarkan sebagai:

Error E(X) hanya akan menjadi tak terdeteksi bila dibagi dengan P(X). Hal ini bisa ditunjukkan bahwa semua kesalahan berikut ini tidak dibagi dengan pilihan P(X) yang sesuai dan karenanya mampu dideteksi:

  • Semua bit kesalahan tunggal
  • Semua bit kesalahan ganda, selama P(X) memiliki sedikitnya tiga 1s
  • Apapun angka kesalahan yang garijil, selama P(X) memuat faktor (X + 1)
  • Apapun banyaknya kesalahan dimana panjangnya kurang dari panjang polynomial pembagi; yakni, kurang dari atau setara dengan panjang FCS.
  • Kesalahan yang besar sekali

Selain itu, dapat pula ditunjukkan bahwa bila semua pola kesalahan dianggap sama, maka untuk kesalahan dari panjang r + 1, probabilitas dari kesalahan yang tak terdeteksi [E(X) dibagi dengan p(X)l adalah 1/2r?1, dan untuk kesalahan yang lebih panjang, probabilitasnya adalah 1/2r?1, dimana r adalah panjang FCS.

Empat versi P(X) yang telah digunakan secara luas adalah:

CRC?12

CRC?16

CRC?CCITT

CRC?32

= X12 + X11 + X3 + X2 + X + 1

= X16 + X15 + X2 + 1

= X16 + X12 + X5 + 1

= X32 + X26 + X23 + X22 + X16 + X 12 + X11

+ X10 + X8 + X7 + X5 + X4 + X2 + X + 1

Sistem CRC?12 dipergunakan untuk transmisi sederatan sebesar 6?bit karakter dan menbangkitkan 12?bit FCS. Baik CRC?16 maupun CRC?COTT populer untuk 8?bit karakter, masing?masing di Amerika Serikat dan Eropa, di mana keduanya sama?sama menghasilkan 16?bit FCS. Nampaknya ini sesuai untuk sebagian besar aplikasi, meskipun CRC?32 ditentukan sebagai salah satu pilihan untuk standar transmisi synchronous ujung?ke?ujung.